Saturday, October 15, 2016

(Mungkin) Manfaat (Lain) Ayat Kursi

Seorang wanita, teman dari teman, menceritakan hal yang menggelitik ketika kita duduk bersama satu meja di restoran. Si wanita mulai bercerita, "Minggu lalu aku di-booking bos, orangnya sudah tua, usianya mungkin lebih dari 60 tahun. Aku sebenernya udah ga feeling, tapi gimana lagi, duitnya banyak. Ya udah aku ikut aja, yang penting bisa buat tambahan beli susu anak." 

Dia berhenti sejenak, mulutnya sedang penuh nasi dan gurami bakar. Didorongnya makanan di mulut dengan es jeruk kelapa muda. Setelah semua makanan meluncur melewati tenggorokan, dia ambil nafas lalu lanjut bercerita, "Nyampe hotel, aku berdoa terus, aku baca ayat kursi, semoga aja setan tua itu hilang nafsunya dan aku ga jadi "dipake", lagian aku udah dapat duit lumayan. Eh ajaib, tiba-tiba bandot itu demam, akhirnya aku ga jadi "dipake", aku dianter pulang malem itu juga"

Dulu saya kira ayat kursi cuma ampuh buat mengusir jin dan setan tak kasat mata. Ironis sih, tapi sah-sah saja karena doa adalah hak setiap manusia. 

Thursday, July 7, 2016

Guyonan Template Ketika Lebaran

Jelang dan pasca Lebaran seperti sekarang ini bertebaran di media sosial berbagai macam guyonan tahunan, yang nggak pernah absen dan evergreen sih tentang kaleng biskuit Khong Guan yang sering berisi rengginang. Ada pula guyonan template tentang pertanyaan "kapan nikah?" beserta berbagai macam kiat-kiat untuk menghindarinya. 

Tapi sesungguhnya yang tersinggung ketika ditanya "kapan nikah?" oleh saudara waktu lebaran itu terlalu sentimentil, kebanyakan drama, dan keseringan nonton ftv. Alih-alih merasa disindir, anggap saja pertanyaan itu sebagai pujian. 
Maksudnya, jika ada yang tanya seperti itu artinya kita yang ditanya ini sudah dianggap mantap secara mental, matang secara usia kepribadian, mapan secara finansial untuk membina biduk rumah tangga, siap mengarungi bahtera keluarga. Jadi, dimana letak memalukannya?

 Lha yang nggak pernah ditanya itu yang mestinya khawatir. 

Saturday, March 5, 2016

Musik Folk

folk (n)
|fowk|
People in general (often used in the plural)
= common people, folks

Dalam bahasa Indonesia, folk artinya rakyat. Musik folk berarti musik rakyat. Disini, musik rakyat itu ya dangdut. Mulai hajat khitanan, nikahan, sampai kampanye politik tidak lepas dari dangdut. Mulai petani, buruh, mahasiswa, pegawai, sampai pejabat saya kira semua kenal dangdut. Dangdut lahir dari rakyat, oleh rakyat, untuk rakyat. Apa itu Dialog Dini Hari, Stars & Rabbit dan Banda Neira?

Katanya ke-khas-an lagu-lagu folk ada pada liriknya yang sarat dengan keseharian dan kesederhanaan. 
Nah dangdut kurang sehari-hari apa? Coba resapi lirik lagu "SMS".
"Bang SMS siapa ini bang? Bang pesannya pake sayang-sayang"
Cuma tentang SMS, sesuatu yang kita tiap hari gunakan.

Kesederhanaannya? Coba teliti lirik lagu berjudul "Ngidam Pentol". 
"Aku pengen pentol seng enek endogè. Aku pengen pentol seng dobel endogè. Aku pengen pentol pentol pentol pentol endog. Seng akeh emi-ne."
Bercerita tentang seorang istri hamil yang kepingin makan pentol, kudapan murah dan bisa kita beli dimana saja, bukan tentang Cinnamon Roll atau Kue Muffin yang susah juga dicari kalau ngidamnya tengah malam. Entah pentol-seng-enek-endogè diintepretasikan macam-macam oleh pendengarnya, itu sudah menjadi tanggung jawab masing-masing. 
Dan masih banyak lagi lagu-lagu dangdut yang isinya sangat "down to Earth", sangat merakyat.

Jadi, OM Monata, OM New Pallapa, dan OM Sera bisa kita sebut kalau aliran musik mereka folk? 

Monday, February 1, 2016

(Masih) Belum Mau Nonton Sepakbola Eropa



Masih belum nemu serunya liga-liga sepakbola Eropa. Tim yang juara selalu itu-itu saja. Tim-tim besar, mau hancur-hancuran bagaimanapun di awal, selalu finish paling tidak di papan tengah pada akhirnya. 

Lain dong dengan Liga Indonesia, selain sepakbola, ada juga "bumbu" tarung bebas antar pemain, pemain-wasit, pemain-official, penonton-pemain di tengah pertandingan. 
Tim yang baru musim ini promosi punya peluang sama untuk bisa juara. Sama juga sebaliknya, tim yang musim ini juara, musim depan bisa saja terjun bebas degradasi ke level lebih rendah.

Setiap match di Liga Indonesia menyimpan "plot twist" yang tidak tertebak sampai peluit panjang berbunyi. Tim yang mendominasi 90 menit jalannya pertandingan belum tentu menang, di detik-detik akhir bisa saja ada pinalti "jadi-jadian". Inilah yang saya suka dari sepakbola Indonesia, seperti nonton film-film Christopher Nolan, sedangkan liga-liga bule itu nggak ada beda dengan FTV, bisa ditebak ending-nya.

Saya mau mulai nonton liga-liga sepakbola Eropa kalau Manchester United atau Arsenal degradasi atau mungkin ketika Palermo jadi juara Serie A.