Banyak orang bingung beragama. Utamanya Islam. Mereka takut yang mereka lakukan tidak cocok dengan organisasi keagaaman lainnya. Setali tiga uang dengan organisasi-nya, mereka kadang seenaknya membid'ah apa yang orang lain lakukan. Si biru bilang, kalau begini itu tidak ada ajarannya, dosa. Si hijau bilang tidak dosa. Padahal kalo dilihat dari sejarahnya, dua organisasi besar itu muncul sama-sama sebagai gerakan revivalisme, gerakan pemurnian terhadap agama Islam yang sudah tercampur banyak budaya dan ajaran. Tapi kenapa malah bikin gesekan-gesekan di masyarakat kita. Tapi, untung saja kita belum pernah melihat konfrontasi diantara mereka berdua-semoga saja tidak akan pernah-. Masyarakat kita mayoritas masih dalam tipe eksklusivisme dalam memeluk suatu ajaran. Tipe yang menganggap ajaran yang dianutnya adalah yang paling benar. Lihat saja, beberapa orang masih sangat skeptis terhadap pemeluk agama lain, mereka mengganggap sangat aneh pada pemeluk agama lain, bahkan lebih parahnya tidak mau mendekati mereka. Dimana toleransi kita??
Bahkan yang lebih mengejutkan, saya punya teman yang dari TK sampai SMA dibina di sekolah berbasis agama. Tapi, dia sama sekali tidak pernah menunjukkan rasa hormat kepada pemeluk agama lain, sering malah dia mencemooh ritual agama mereka. Mungkin hal itu karena dia tidak pernah beinteraksi dengan pemeluk agama lain. Kadang saya pernah berpikir, apakah di sekolah dia tidak pernah diajarkan toleransi umat beragama di mata pelajaran Pendidikan Kewarganegaraan, atau memang dia yang tidak peduli pada pelajaran itu? Memang, hal ini bukan merupakan intepretasi total terhadap pendidikan berbasis agama kita, tapi paling tidak fenomena ini ada di sekitar kita.
Alangkah indahnya jika kita semua dalam meyakini sesuatu ada dalam tahap inklusivisme, atau bahkan akan lebih baik lagi bila pluralisme, mengganggap semua ajaran itu mengajarkan dan bertujuan sama. Mengajarkan suatu kebaikan, dan bertujuan pada kebenaran.
Untuk memudahkan semuanya, saya hanya menjalankan apa yang saya yakini itu benar dan tidak merugikan orang lain tanpa membawa panji biru, hijau, merah atau apapun lainnya.
Dan untuk lebih mudahnya lagi, saya berpikir jika surga itu ada banyak, surga untuk agama A, surga untuk agama B, surga untuk organisasi A, surga untuk organisasi B, jadi tidak perlu men-judge salah apa yang orang lain lakukan karena mereka akan masuk surga mereka masing-masing. Mudah, kan?
No comments:
Post a Comment