Matahari sudah puluhan menit memancarkan radiasi kalor
sedangkan aku masih memakai kolor
berangkat kuliah tak ubahnya penggalan film horor
menghisap karbon monoksida kendaraan bermotor
racun yang tak henti menebar teror
bersiap disilaukan sinar proyektor
menatap lekat 12 inch lcd monitor
polusi audio oleh dosen diktator
indoktrinisasinya berdesing serupa pelor
bising menelaah ocehan aktivis bermulut kotor
mereka lantang karena tak ada sponsor
padahal perubahan yang mereka usung hanya minor
aku hanyalah aktor
dari sandiwara rutinitas tanpa sensor
yang berputar berkali seperti rotor
Friday, December 31, 2010
Saturday, December 25, 2010
Playlist
Hawa panas menyeruak memenuhi kamar ukuran 3x3, aku raja disini. raja dari buku-buku yang berserakan, raja dari gambar-gambar dengan pandangan kosong di dinding kamar, raja dari foto-foto masa kecil, raja dari televisi yang sedang mengoceh soal binatang di channel Badan Geografi Nasional Amerika, raja dari peta ekologi teluk Meksiko dan peta Pulau Jawa, raja dari macam-macam topi yang tergantung tidak rapi, raja dari kaos, flanel, hoodie dan celana yang berbulan-bulan bertengger di belakang pintu, raja dari laptop renta yang lirih mengalunkan beberapa lagu dengan bantuan Winamp 5.551. Paling atas, San Fransisco milik Scott Mckenzy. "If you're going to San Francisco, be sure to wear some flowers in your hair". Serasa terhempas kembali menuju era fashion paling "nyentrik". Ya benar!, tahun 70an, Flower Generation dengan rambut panjang terurai bebas, kaos celup warna warni, wanitanya tanpa bra, barefoot, headband, celana cutbray, Volkswagen Combi dan semangat anti perangnya.
Tersentak oleh "Oh, yeah. There's a red house over yonder". Ini Red House-nya Jimmy Hendrix!. Lagu yang katanya bisa jadi anestesi alami ketika operasi besar. Hmm... mendengar lagu ini seketika seperti kembali ke tahun 30-an. Nuansa gelap, Setelan jas hitam panjang, semua tampak seperti Al Capone. Menghisap dalam-dalam cerutu Kuba, asapnya menari di dinginnya malam kota Chicago. Tommy Gun tak pernah lepas dari genggaman, dengan setumpuk kokain di pojok ruangan. kata Jimmy Hendrix "I have a bad, bad feeling". Memang, tempat ini keras, tak bersahabat.
Berpindah ke Enya dengan Exile. Ahh.. mundur semakin jauh, jatuh di zaman pertengahan."Cold as the northern winds, in December mornings". Landscape eropa abad XII, pemandangan Negeri Dongeng, khas kastil dan naga. Kuda, baju zirah, pedang, perang, perang salib. Dibawah komando Richard I kami bergerak . Demi Gold, Glory, dan Gospel. "I'll find a way home. I will sail home to you." . Pulang.
Tersadar, kembali ke ruangan 3x3 yang pengap. Remang.
Wednesday, December 22, 2010
Something I have found in this wet Afternoon
Terbangun dari lelap karena ketukan tetes air di atap seng. Ah, inilah saat yang kutunggu 2 hari terakhir.
es jeruk, tak peduli saat hujan atau panas |
jemuran diangkat tepat sebelum hujan tiba |
sisa yang belum kering |
Sunday, December 19, 2010
Mistifikasi Kecantikan
Putih, mungkin itulah satu-satunya yang ada di pikiran kita ketika mendengar kata "cantik". Stereotip yang berkembang saat ini, wanita dianggap cantik jika dia putih. puluhan produk pemutih kita lihat berseliweran di layar kaca dan media cetak menawarkan solusi cantik dari yang instan sampai bertahap. lihat saja, iklan yang menampilkan wanita berkulit kurang putih. mereka terlihat gelisah, kesulitan bergaul, bahkan merasa susah dapat jodoh. iklan tersebut secara tidak langsung menyisipkan dogma-dogma sesat yang merugikan beberapa kelompok masyarakat. jika wanita cantik adalah yang berkulit putih, itu artinya saudara kita yang ada di Indonesia timur tidak cantik?? bukankah ini sebuah diskriminasi ras mengingat iklan tersebut juga disaksikan oleh mereka.
sebenarnya, tanpa menjadi putih pun wanita bisa tampil optimal, dengan menerima segala sesuatu apa adanya dan diimbangi dengan meningkatkan potensi. Oprah Winfrey yang seorang afro-america bisa menjadi presenter No.1 di dunia.
Kata Mereka
Kata mereka.....
aku lebih bangga memakai Levi's® daripada Batik.
aku lebih kenyang mengunyah Big Mac® dan Wendy's® daripada Nasi Goreng.
aku lebih mengagungkan Adam Smith daripada Ibnu Khaldun.
aku lebih mirip Bart Simpsons daripada Si Unyil.
aku lebih nyaman bertudung New Era® daripada Blangkon.
aku lebih hangat menenggak Heineken® daripada Wedang Jahe.
aku lebih suka Rock 'n Roll daripada Keroncong.
Kata mereka aku mencintai negeriku tidak lebih dari mencintai negeri mereka.
Sampai kapan?? Hmmm...
Friday, December 17, 2010
Nasionalisme Semu
Nasionalisme bagi pejuang adalah berperang demi kemerdekaan.
Nasionalisme bagi tentara adalah mempertahankan kedaulatan negeri ini.
Nasionalisme bagi atlet adalah mengumandangkan Indonesia Raya di negeri orang.
Nasionalisme bagi mahasiswa adalah turun ke jalan meneriakkan perubahan bagi kaum kelas bawah.
Nasionalisme bagi pelajar adalah hormat bendera setiap senin dan menghafal Pancasila.
Nasionalisme bagi suporter sepakbola adalah datang dan mendukung tim garuda berlaga.
tapi, jika sudah bukan lagi pejuang, bukan lagi tentara, bukan lagi atlet, mahasiswa, pelajar, dan suporter sepak bola akankah Nasionalisme kembali dikebiri, dikafiri.
Hedonisme. Aktualisasi kehidupan manusia??
Socrates : Apakah tujuan akhir hidup ini?
Aristippos : Kesenangan! Karena hal itu baik bagi manusia. Manusia selalu menghindari ketidaksenangan. Manusia selalu mengejar kesenangan badani, aktual, dan individual.
Subscribe to:
Posts (Atom)