Kebetulan mengikuti prosesi Upacara Penuruan Bendera di Alun-Alun
Kota Gresik, tanggal 17 Agustus yang lalu. Ada yang menarik ketika
ditengah-tengah prosesi upacara yang selama ini kita kenal cukup sakral.
Seorang remaja tanggung, saya bilang tanggung karena memang
penampilannya serba nanggung, celana pendek, kaos oblong, sandal selop
yang tidak jelas bentuknya. Sangat jauh berbeda jika dibandingkan dengan
peserta upacara lainnya yang memakai jas dan bapak-bapak aparat seperti
Polisi, TNI, dan Satpol PP pun berseragam lengkap. Tapi, kita tidak
boleh menilai seseorang dari penampilannya, bukan?. Dia menenteng kamera
DSLR. Sejauh pengamatan saya, sebelum upacara dimulai pun dia sudah
berada di sekitaran lokasi.
Ketika puluhan anggota pasukan
pengibar bendera sampai di tengah-tengah lapangan, tiba-tiba saja dia
mendekat, sangat dekat kemudian membidik mereka dengan kameranya, beberapa belas detik dia berada disana. Setelah puas, dia berlari begitu saja . Benar-benar mengganggu.
Hal yang sama terjadi lagi ketika prosesi penurunan bendera. Dia
tiba-tiba mendekat ke belakang seorang anggota Paskibra dan membidik
gambar dengan kameranya. Mengganggu dan mengurangi nilai kesakralan
sebuah upacara bendera. Sayang, tidak ada petugas pengamanan yang menegur dia.
Saya tahu maksud dia mendekat adalah untuk memperoleh gambar bagus.
Tapi, seharusnya dia menggunakan cara-cara yang 'terpuji' dan tidak
mengganggu orang lain.