Tuesday, May 26, 2015

Bisakah Kita Menjadi Rahmat untuk Semesta Alam?

Wuih.. Nggak sampai sebulan lagi sudah masuk bulan Ramadhan. Artinya, hampir setahun juga nggak nulis apa-apa disini. Hahahaha...

Bagi saya pribadi, bulan Ramadhan identik dengan melek sampai pagi tiap malam. Ya memang, karena selain di bulan Ramadhan jarang sekali bergadang. Yang tidak dilupa lagi itu budaya membangunkan orang untuk sahur setiap pagi. Anak-anak disini menyebutnya kote'an. Dulu waktu masih SD, jam setengah dua sudah bersiap di depan rumah, menunggu jemputan teman-teman. Sekarang sih sudah jarang ikut, regenerasi, gantian yang masih muda-muda yang meneruskan.

Nah semakin beranjak dewasa inilah saya kadang berpikir tentang kebiasaan saya dan teman-teman ini. Apalagi saya tinggal di lingkungan yang heterogen, ada beberapa tetangga yang beragama diluar Islam. Jadi takut menganggu. Meskipun mereka sama sekali tidak pernah protes, tapi tetap saja saya merasa agak canggung.

Melihat berita-berita soal orang diluar Islam yang dilarang membangun tempat ibadah di beberapa tempat di Indonesia juga miris. Katanya kita ini Bhinekka Tunggal Ika, tapi kok kita kurang bertoleransi. Alasan penolakan pasti menganggu ketertiban. Aduuh.. Padahal mereka ibadah juga nggak selalu gaduh, kan?
Coba liat kita orang Islam, lima kali sehari kita 'berisik' dengan adzan dari speaker-speaker masjid dan musholla, belum lagi kalau bulan puasa ditambah tadarus sampai malam dan kote'an sahur jelang subuh, yang konon katanya itu adalah jam enak-enaknya orang tidur. 

Pernah saya membaca jawaban seorang ustadz ketika ditanya, kenapa orang diluar Islam kalau mau membangun tempat ibadah di beberapa tempat di Indonesia kok dipersulit. Ustadz tersebut menjawab karena orang Islam kalau mau membangun masjid di negara yang mayoritas agamnya bukan Islam juga dipersulit. 
Astagfirullah.. Sekejam itukah Islam? Padahal dulu Nabi Muhammad ketika dilempari kotoran (versi lain mengatakan diludahi) oleh seorang Quraisy setiap hari, beliau tidak pernah sekalipun membalas. Malahan ketika Quraisy tersebut absen 'mengerjai' Rasulullah, beliau malah menjenguknya setelah diketahui jika Quraisy tersebut sedang sakit. 

Islam itu Rahmatan Lil 'Alamin, bukan Rahmatan Lil Muslimin. Islam itu rahmat untuk semesta alam termasuk hewan, tumbuhan, jin, apalagi manusia, Islam bukan hanya rahmat untuk sesama pemeluk agama islam saja.

Semoga selanjutnya kita bisa saling menghargai dan bertenggang rasa kepada saudara-saudara kita, bukan hanya kepada saudara seagama, tapi kepada saudara sesama makhluk ciptaan Tuhan.